Senin, 18 April 2011

Bab 10  Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Pengertian Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Perubahan yang melibatkan sifat fisika atau kimia.
Sifat Fisika
Sifat yang tidak mengubah sifat kimia suatu materi. Karakteristik fisika bau, kekerasan, titik didih, wujud materi.
Sifat Kimia
Sifat yang mengubah sifat kimia suatu materi. Menerangkan bagaimana suatu materi bereaksi dengan materi yang lain membentuk suatu materi baru.

perubahan-fisika
Ciri-ciri yang mengindikasikan adanya perubahan kimia :
  • Perubahan warna
  • Perubahan bau
  • Pembentukan gas
  • Timbulnya cahaya
  • Pembentukan endapan baru
  • Perubahan pH.
Contoh :
Gula  adalah  senyawa  yang  mudah  terurai (dekomposisi) dengan pemanasan menjadi senyawa yang lebih sederhana, misalnya karbon hitam (arang), yang tidak dapat terurai lagi baik secara fisika maupun kimia, tetapi dapat berubah struktur dan sifatnya menjadi grafit dan intan.
dekomposisi-gula
Dekomposisi gula oleh panas
Suatu zat dapat diidentifikasi menurut sifat-sifatnya. Sifat-sifat seperti warna, titik leleh, dan titik didih termasuk kedalam sifat fisisnya. 

Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es dan mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini termasuk kedalam perubahan fisis; demikian juga bila kita membekukan air tersebut kembali menjadi es seperti mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat termasuk kedalam sifat fisisnya. Sama halnya bila kita mengatakan Helium lebih ringan daripada udara, kita mereferensikannya pada sifat fisis helium.

Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan kimiawi. Contoh lain dari sifat kimia zat adalah dapat berkarat, dapat terbakar, dll.
Sifat dari suatu materi dapat dibagi menjadi dua kategori tambahan: yaitu sifat ekstensif dan intensif. Sifat ekstensif suatu zat bergantung pada jumlah materi. Sebagai contohnya adalah massa, volum, entalpi, dll. Sifat intensif adalah sifat yang tidak tergantung pada jumlah. Misalnya, manis, rasa, massa jenis, dan wujud. Sifat fisis dapat berupa sifat ekstensif atau intensif. Namun, semua sifat kimia tergolong sifat intensif.
Berdasarkan keterangan di paragraf awal, perubahan pada suatu zat pun dapat digolongkan sifatnya menjadi perubahan fisis ataupun kimia,
Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Sementara itu, perubahan kimia menghasilkan suatu zat baru.
Contoh perubahan fisis, yaitu:
1. Es mencair
2. Raksa menguap
Walaupun wujud dari es dan raksa pada contoh diatas berubah wujudnya, namun senyawa atau materi yang menyusunnya tidak berubah sama sekali (H2O dan Hg)
Sementara itu, contoh dari perubahan kimia adalah:
1. Kertas terbakar menjadi asap dan abu
2. Besi berkarat
Pada contoh dibawah ini, Kertas berubah menjadi zat baru yang berbeda dengan asalnya. Demikian juga dengan besi yang beroksidasi menjadi oksida besi.

Perubahan kimia disebut juga sebagai reaksi kimia. Reaksi kimia ketika dua zat atau lebih bertemu dalam suatu wadah pereaksi. Namun tidak semua pencampuran zat menghasilkan reaksi kimia. Seperti pelarutan gula, tidak termasuk reaksi kimia karena tidak menhasilkan zat baru. Pada umumnya, suatu perubahan kimia juga disertai dengan suatu perubahan fisis yang dapat diamati seperti timbulnya gelembung gas, muncul endapan, kenaikan suhu dan warna.

Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik yang menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Perubahan Materi Secara Fisika atau Fisis
Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru.
Contoh perubahan fisis :
a. perubahan wujud
- es balok yang mencair menjadi air
- air menguap menjadi uap
- kapur barus menyublim menjadi gas, dsb
b. perubahan bentuk
- gandum yang digiling menjadi tepung terigu
- benang diubah menjadi kain
- batang pohon dipotong-potong jadi kayu balok dan triplek, dll
c. perubahan rasa berdasarkan alat indera
- perubahan suhu
- perubahan rasa, dan lain sebagainya

2. Perubahan Materi Secara Kimia
Adalah perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru. Perubahan
Contoh perubahan kimia :
a. bensin biodiesel sebagai bahan bakar berubah dari cair menjadi asap knalpot.
b. proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah air, sinar matahari, dan sebagainya menjadi makanan
c. membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan yang dapat dimakan.
d. bom meledak yang merubah benda padat menjadi pecahan dan ledakan
Tambahan :
Pada perubahan fisika dapat dikembalikan dari bentuk hasil output menjadi imput, namun pada perubahan kimia tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk semula secara sempurna.

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. 

Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.

Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

Ciri-Ciri Rekasi Kimia

1. Terjadi Perubahan Warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom reaktan dan pembentukan ikatan-ikatan bru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang baru, dilepaskan sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.

Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis. Reaksi yang menyerap energi panas disebut dengan reaksi endotermis.
Contoh: Api dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan dan ketika bernafas panas yang ada dalam tubuh akibat berolahraga dikeluarkan sehingga tubuh menjadi dingin.

2. Terjadi Perubahan Suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi endotermis.

Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dbngan sistem, tempat di luar sistem disebut dengan lingkungan.

Pada reaksi eksotermis, terjadi perpindahan energi panas dari sisitem ke lingkungan.

Pada reaksi endotermis terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem.


3. Terjadi Pembentukan Endapan

Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang-kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan (presipitat)

4. Terjadi Pembentukan Gas

Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung dalam larutan yang direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk.

Sumber :
http://organisasi.org
http://www.chem-is-try.org
http//www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar